Kamis, April 5

PERJUANGAN SANG BUNDA YG TAK TERNILAI



Pernahkah kita mencoba mengingat akan masa
lalu………..????
Sembilan bulan kita hidup dalam kandungan sang
bunda……
Bunda selalu membawa kita kemanapun ia
pergi………
Tak pernah ia berfikir untuk menanggalkan kita
walau sejenak………
Lalu kita pun lahir dengan tangis pertama kita
menyapa dunia ini……
Bunda pun selalu ikhlas merawat kita dengan
penuh kasih sayang……
Kadang kita telah begitu saja mengambil waktu
istirahatnya dengan tangis kita di malam hari……
mengganti popok kita yang basah, memberikan
kita air susu ketika kita lapar………….
Dan kita hanya bisa menangis saja ketika itu………
Kita selalu diayun, dipangku dan ditimang-timang
Lalu apa balasan kita waktu itu………..????
Kita sering membuat basah baju bunda dengan
air kencing kita……
Dan Bunda tak pernah sekalipun memarahi
kita……
Usia kitapun beranjak perlahan……
Ingatkah ketika hari pertama kita masuk
sekolah……???
Setiap pagi, Bunda selalu memandikan kita,………
menyuapi kita………mengantar kita dan
menunggui kita……
Bunda begitu sabar mengiringi hari kita di
sekolah……
Dan kita hanya bermain ketika itu……
Lalu ketika kita beranjak remaja………
Bundapun tak henti untuk menghawatirkan
kita……
Ketika kita sering pulang terlambat dengan
berbagai alasaan……
Bunda hanya menatap dengan penuh cemas……
Padahal mungkin kita hanya bersenang-senang di
luar sana……
Ingatkah kita pada saat hari raya idul fitri………
Sering bunda membelikan kita baju, sepatu,
celana baru………
Dengan harapan kita akan merasa senang……
Ingatkah pula apa kata kita ketika itu………..
“Ah….bajunya udah kuno gak mau ah” bunda
‘nggak tau selera anak muda…
dan bunda hanya tersenyum saja……
Saat kita mengenal cinta akan sesama………
Sering kita membohongi bunda hanya untuk
bercinta semata……
Dan bundapun tak pernah lepaskan kasih
sayangnya untuk kita……
Ketika bunda bilang………”Nak…….mestinya kamu
sekolah dulu yang benar….jangan dulu
berpacaran….””
Lantas kita hanya menjawab ”bu, saya udah
gede, saya tau apa yg baik buat saya, ibu jangan
terlalu mengatur saya dong!!”
Bunda hanya tersenyum dan menatap kita
dengan penuh kasih sayang…
Apakah kita ingat saat kita memasuki bangku
kuliah…
Bunda dengan penuh semangat memberikan
biaya kuliah kita yang setinggi langit…
Lalu mungkin kita juga hanya bersenang-senang
saja dengan dunia yang sedikit beranjak
dewasa……
Ketika kita butuh uang utk menuntaskan hasrat
cinta muda kita……
Sekali lagi kita sering membohongi bunda……
dengan mengatakan….”bu……saya butuh
uang….untuk biaya praktikum……kira-kira….sekian
juta..”
Lalu bunda bilang………….”nak…….apa tidak bisa di
cicil…??
Kita dengan segera menjawab…..”gak bisa
bu….harus sekali bayar……..”
Kita tak pernah tahu apa yang ada di benak bunda
ketika itu……
Jika saja bunda tahu bahwa itu hanyalah alasan
kita semata…..karena mungkin saja yang
sebenarnya adalah kita butuh uang untuk
mentraktir atau menyenangkan pacar tersayang
saja…
Dan ternyata bunda selalu saja menyayangi dan
berusaha mempercayai kita.
Pada saat kita lulus kuliah………
Kita mungkin bisa melihat betapa bangganya
bunda mendapati anaknya sudah menjadi
seorang sarjana menangis penuh haru bahagia
bunda ketika itu
Lalu tak lama setelah itu……tiba-taba….
“Bu….sekarang saya sudah dewasa……saya ingin
menikahi si anu……….karena saya mencintai
dia………boleh kan bu……..?”
Mungkin bunda akan bilang ; ”Nak mustinya
kamu mencari kerja dulu, lalu setelah sedikit
mapan mungkin kamu bisa menikah”
Lalu apa jawab kita; ”Bu! kalo ibu percaya, .saya
sanggup untuk memberikan makan dia tanpa ibu
kasih, saya harap ibu tidak melarang niat saya
untuk menikah sekarang, saya sudah dewasa bu,
bukan anak kecil yang segalanya harus ibu
perhatikan!! !”
Dan demi kasih sayangnya terhadap kita, maka
bundapun sekali lagi meluluskan keinginan kita,
sekaligus memberikan kita sedikit bekal untuk
mengarungi biduk rumah tangga kita nanti.
Tak berapa lama setelah itu, kitapun merasa
sanggup untuk hidup terpisah dari beliau….maka
sekali lagi kita merajuk pada bunda.
Pada saat bunda sudah memasuki hari tuanya,
kita pun meninggalkan dia dalam hari-hari
senjanya.
Dan bunda tak pernah meminta kita untuk
menemaninya karena bunda pikir anaknya sudah
mempunyai kehidupan sendiri.
Bertahun-tahun kita meninggalkan bunda dan
mungkin hanya setahun sekali saja kita
menengok dia, itupun pada saat Hari Raya saja.
Lalu, ketika Bunda sakit di hari tuanya,
Mungkin bunda mengharapkan kasih sayang
anaknya bisa sedikit menghibur dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar